Lil' storm on March





Hai 2021,

Perasaan menjalani angka 30 tahun di tanggal 30 Maret 2021


Jujur, tahun ini penuh "kejutan".
Tau-tau, Covid sudah berumur 1 tahun, tahu-tahu, aku sudah menginjak 30. Tahu-tahu, keluargaku termasuk salah tiga yang terkena covid, papa... dan mama., tambahan jasmine. (dalam penulisan ini, Tante tati pun baru aja sembuh covid).

It wasn't easy for us, for me. 
di keluarga kami, tanpa disadari anchor kami adalah mama.
Mama yang meski bukan penyangga kami dalam urusan ekonomi, tapi tanpa mama keadaan keluarga akan limbung.

Aku mengenal banyak ibu yang mungkin memiliki lifestyle yang berbeda hingga mengakibatkan keadaan finansial keluarga terganggu. tapi nggak dengan mama.
Mama pintar menabung, pintar berbagi, tau kapan untuk splurge, tau kapan untuk mengerem. Semua pengeluaran yang mama lakukan nggak pernah jauh2 dari anaknya. Mama nggak mengenal barang branded. Baginya, berbagi adalah kebutuhan. Saat mama sakit, kita semua pun kebingungan..

Beberapa hari setelah aku ulangtahun, papa positif. Ini udah ada di pikiranku berkali-kali, saat mama bilang Papa mulai demam, batuk nggak berkesudahan, meriang dan gejala2 "common" lainnya. Sudah swab antigen 2 kali, hasilnya selalu negatif.
akhirnya, swab pcr yang ketiga kali, papa positif covid.


Asli gamang banget. Saat tahu papa positif, aku sudah dalam rencana playdate dengan riri ke ancol. tadinya mau postponed tapi nggak enak banget rasanya. Kalau aku kepikiran situasi papa , aku juga makin nggak enak, diam di rumah juga nggak akan membantu sama sekali. Akhirnya, dengan berbekal bismillah, kami tetap pergi ke ancol dengan terus memantau kondisi papa. 

Aku sibuk mencari lokasi rumah sakit supaya papa bisa dirawat dengan baik. papa nggak mau dijemput ambulans, nggak mau ke wisma atlet, hanya mau sendiri. Alhamdulillah, dapat bantuan dari sahabat SMA,OLIV, yang info bahwa teman kita di SMA, abe, menjadi dokter ugd di RS Polri. Ya Allah, prosesnya benar-benar dimudahkan semuanya.

Beberapa hari dalam perawatan, kondisi papa ups and downs. Bahkan selama kurang lebih 1 minggu dirawat sampai papa dinyatakan negatif, tetap aja situasi dan kondisi papa kurang baik. Aku menyayangkan papa pulang tapi aku juga memahami, pasti nggak enak banget rasanya diisolasi, jauh dari keluarga, nggak bisa kemana-mana. Pas papa mau pulang dari rumah sakit, saat itu juga hasil swab mama keluar dan dinyatakan positif.

Ya Allah, aku campur aduk banget rasanya. Perasaanku lebih kacau saat itu karena kok ngerasa, "ini papa kok egois yaa, mama lagi sakit dan butuh perawatan tapi tetep pengen pulang dan dijemput?" . Habis berpikiran kaya gitu, aku langsung istigfar minta maaf ke Allah dan kembali menyerahkan semuanya sama Allah.. papa pulang dengan memakai oksigen dan harus terus dipantau oleh dokter.

Dua hari lagi, mama harus swab (1 april 2021). Aku berdoa banget tiap hari, tiap sujud, supaya mama kembali sehat dan pulih..

Komentar

Postingan Populer