My New Watch # a note for woman (like me!).

Dalam 24 tahun lebih 18 hari ini, saya selalu hidup berpacu dengan waktu.
Selalu bertemu dengan berbagai pilihan-pilihan yang menuntut untuk segera diputuskan secepatnya. Terkadang ada beberapa pilihan yang tidak sengaja terlewatkan, ada pula pilihan-pilihan yang terlalu cepat untuk diputuskan, Penyesalan? Pasti ada.Dan biasanya datang belakangan. Kalau duluan? Namanya pendaftaran ;D

Saya suka sekali merencanakan sesuatu. Biasanya, saya akan menulisnya di jurnal pribadi, di tembok-tembok kamar saya dengan post it yang berwarna-warni, ataupun di sini, di pikiran dunia maya saya. Paling tidak, saya akan selalu teringat akan hal-hal yang sudah saya rencanakan ketika saya sedang browsing internet. Agar tidak lupa, biasanya saya memasukkannya ke dalam google calendar atau mencatat agenda di ponsel saya.

Namun, jauh sebelum hal itu saya lakukan, saya senang sekali mencocokkan kegiatan yang akan saya lakukan dengan waktu.
Waktu selalu berhubungan erat dengan kita. Rentang tidur, bangun, sarapan, mandi, beraktivitas, dan hal-hal lainnya semuanya ditentukan oleg waktu.
Sebelum memiliki ponsel, saya selalu terpaut dengan jam tangan yang selalu melingkar di pergelangan tangan kiri. Jam tangan ini yang membantu saya untuk mencocokkan berbagai jadwal yang sudah saya susun jauh-jauh hari di pikiran saya. Jam tangan saya ini dulu biasanya merupakan ‘lungsuran’ dari abang saya. Maklum, dulu belum punya penghasilan sendiri :D

Walhasil, saya tidak pernah memiliki jam tangan dengan model cantik seperti anak gadis lainnya. Dibandingkan teman-teman sebaya saya, jam yang saya punya terkesan boyish bahkan tak jarang lebih besar ukurannya dari pergelangan tangan saya. Zaman itu, saya tidak peduli sama sekali apa perkataan orang-orang sekitar dikarenakan aktivitas yang saya lakukan lebih terkesan “laki” dibandingkan teman-teman lainnya. Lagipula, teman-teman perempuan juga tidak ada yang usil meledek perihal jam tangan saya.

Beranjak kuliah dan mulai bekerja, saya pertama kali ditegur oleh ibu saya. Apalagi kalau bukan menegur dengan
harus tampil lebih perempuan”
“kamu udah gede. Nanti susah dapet jodoh”.
Kadang saya gak ngerti sih relevansinya jadi cewek sama dapet jodoh. Hahahaha. Tapi berhubungan restu ibu adalah restu sejati dari Sang Maha Pencipta (tsah), maka saya ikuti saran beliau untuk tampil lebih girly.

Ini adalah jam tangan pertama saya, yang benar-benar saya beli pertama kali dengan uang saya sendiri. My very first SWATCH. Modelnya simple, tidak terlalu perempuan , tetapi memang juga bukan untuk kaum Adam. Intinya, I love it! And I wore it everyday!



Sampai dua tahun lalu, jam tangan ini hilang. Entah ketika saya sedang wudhu, atau melakukan kegiatan-kegiatan ekstrem lainnya. Sedih? BANGET!

Setelah memiliki penghasilan tetap seperti sekarang, saya melihat koleksi jam tangan SWATCH lagi, akhirnya!. Karena sudah cinta pada merk ini, oleh karena bentuknya yang simple dan “saya banget”, I browse it by online.
And yeaah, I finally found one!


Berhubung beberapa kegiatan yang sedang saya kerjakan saat ini, membuat saya susah sekali untuk window shopping *hiks, saya sepertinya akan memutuskan untuk belanja online disini.
 Yeay, next week Insha Allah.



Komentar

Postingan Populer