March 2, 2015
Tidak
pernah terbersit sedikit pun, bahwa akhirnya akan menjadi seperti ini.
Sebuah
keyakinan untuk menemukan rumah yang tepat, nyatanya harus berhenti. Diam.
Pondasi
sudah dibuat. Tiang pancang sudah melekat.
Keduanya
sudah bersiap, untuk menempelkan semen kepada batu bata. Melekatkan bata demi
bata untuk menegakkan kokoh rumah impian.
Dan
kini nyatanya..
Harus
berdiam.
Tidak
perlu diteruskan.
Adalah
saya,
Yang
selalu menjadi tersangka.
Adalah
anda,
Yang
ternyata menjadi korban dalam perasaan tidak berlogika.
Adalah
kita..
Yang
coba memupuk asa..
Nyatanya,
inikah yang namanya salah?
Acapkali
kudengar anda mencoba meluruskan pandangan
Mengatakan
apa yang benar dan apa yang salah..
Kini,
tidak berguna sudah.
Baris-baris
kata dan untaian doa sudah tiada artinya.
Yang
ada, masing-masing dari kita menggigit bibir bawah, membiarkan darahnya merah,
mengalir saja..
Kita
terluka.
Saya
tahu.
Anda
pun tahu.
Mereka
pun tahu.
Apalagi
Tuhan Sang Pencipta kita..
Kita
hanya mengulur waktu lebih lama, demi mencipta momen-momen indah yang sayang
untuk terlupa.
Komentar