Pelajaran pertama, untukmu Nak


Kepada anakku yang sedang membaca ini, 20 tahun dari sekarang.

Selamat Nak! 
Jika kamu telah membaca postingan kali ini, kamu nyatanya benar-benar mengikuti kegiatan ibumu, mendalami ilmu tingkat tertinggi dalam dunia sekarang ini, era digital! Dimana kegiatan stalking adalah hal yang lumrah. 
Nyatanya, kamu telah berhasil membuka akun blog ini bukan? ;D

Sedang apa kamu sekarang nak?
Mohon maaf jika ibumu terlalu dini menuliskan hal ini.
Ibu bahkan belum tau harus memanggilmu dengan apa, jenis kelaminmu apa, dan oh ya! Bagaimana caramu memanggilku kelak..
Apakah ibu, bunda, mama, mommy, umi?
Ibu masih belum tahu..
Ahh, baiklah.. untuk saat ini, aku akan mengenalkan padamu dengan sebutan ibu..

Nak,
Perkara terpenting di dunia saat ini adalah bagaimana kamu memperkaya hati, menebalkan iman, dan mencari kejernihan hakiki dalam hidup.
Tahukah nak, saat menuliskan ini, ibu masih berusia 24 tahun kurang 18 hari.
Ibu sudah berjanji dalam hati, perkara apapun yang menurut ibu adalah pengalaman besar yang sangat berharga, ibu akan mencoba menceritakannya padamu, agar kelak kamu mengerti.. bagaimana ibumu di masa muda menghabiskan hari.. menjadikannya pengalaman yang sarat dengan arti.

Saat menuliskan ini, ibu sedang menempuh jenjang pendidikan master, mencoba melanjutkan pendidikan setinggi mungkin, seperti kakekmu..
Semoga saat kamu membaca ini, kamu masih sempat berkenalan dengan kakek, bercengkarama dengannya, karena ketahuilah.. dia gemar sekali bercerita. Kakekmu gemar bermusik, senang sekali berkelakar, dan disukai oleh banyak orang. Oh ya, di masa sekarang ini, kakekmu adalah salah satu orang tua yang paling asik yang paling ibu kenal. Kakek adalah orangtua dengan pikiran terbuka, update dengan perkembangan zaman, dan suka bergaya. Hahaha, semoga kamu masih bisa melihatnya ya….

Anakku sayang..
Ibu baru saja mengalami penolakan.
Sedih memang, tapi ibu yakin ini adalah jawaban yang sudah ibu tunggu selama hampir 6 bulan ini.
Ibu sudah mengundurkan diri dari tempat ibu bekerja, sebuah institusi pemerintahan asing di ibukota.. dengan gaji yang cukup menggembirakan bagi standar lulusan S1 jurusan Hubungan Internasional.. selanjutnya, ibu mengajar dan bermain musik.. nak, semoga dewasa nanti kamu juga menyadari bahwa musik juga dapat memberikan pemahaman hidup dan ketentraman hati. Ibu tidak memintamu untuk bisa bermain musik, namun ibu harap kamu juga menyukainya seperti yang ibu rasakan sejak kecil. Ini berkat kakekmu J
Penolakan ini adalah tahap terakhir yang ibu tunggu dari sebuah perusahaan multinasional. Perusahaan dari negara dambaan ibu. Sebuah posisi dimana ibu dapat mengasah kemampuan ibu dalam bidang master yang sedang ibu tekuni. Nyatanya? Ibu tidak lolos dalam tahap terakhir. Tahap ketika sudah menandatangani kontrak. Sedihkah ibu? Tentu saja.. ada 7000 aplikan yang berlomba untuk menjabati posisi ini.. ibu sudah melewati tahap-tahap tersulit. Di bantu dukungan moril oleh sahabat terdekat dan orang yang paling ibu sayang.. serta doa yang tidak putus-putus. Namun, 20 Februari adalah akhir penentuannya. Sebuah email masuk, dan ibu pun tersenyum. Allah SWT telah memberikan jawaban atas sebuah doa-doa yang ibu panjatkan.. Ibu menyadari, pasti ada rencana lain yang sedang Allah ciptakan untuk ibu..

Jika hal ini terjadi di tahun lalu,
Mungkin saat ini ibu sedang meratap. Menyendiri.
Merutuki diri sendiri atas ketidakmampuan ibu untuk bersaing..
Ibu mungkin akan mengurung diri.. merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi ekspektasi.. sedih sekali rasanya.. tidak bisa memberikan yang terbaik… banyak yang berharap ibu bisa melewati tahapan ini.. Namun, siapakah ibu? Ibu hanya bisa berusaha dan berdoa, sisanya? Takdir yang menentukan.

Ibu gagal menjadi salah satu pekerja di perusahaan multinasional. Posisi ini hanya untuk 1 orang. Banyak sekali yang bersaing untuk mendapatkan posisi ini. Bahkan sebagian besar merupakan lulusan dari luar negeri. Tahapan pertama, ibu sudah sangat bersyukur untuk bisa melewatinya. Bahkan sampai tahap terakhir, jika sekarang ibu memejamkan mata dan kilas balik atas memori yang terekam, sungguh indah! Sensasi dag- dig-dug tak karuan, menyiapkan diri sebaik mungkin.. dan lain-lain.. ibu bahkan tidak melamar di perusahaan manapun karena focus dengan perusahaan ini. Puluhan telpon dari berbagai perusahaan yang menawarkan posisinya, terpaksa ibu tolak. Ibu ingin menetapkan hati, menajamkan pikiran, dan mencoba memperbaiki kesalahan ibu terdahulu yang senang sekali berganti-ganti ketetapan hati.

Penolakan ini bukanlah akhir nak..
Kelak kamu akan mengalaminya…
Ibu tahu, ini adalah momen yang paling tidak enak, ingin kamu hindari sejauh mungkin,
Namun, jika kamu memiliki ketetapan hati, niscaya kamu akan melewatinya dengan mudah.
Saat ini, ibu belum berbicara dengan kakek nenekmu yang sangat berharap agar ibu lolos dalam seleksi kerja kali ini.
Tapi, sungguh sayangku, ALLAH SWT Maha Baik..
Ibu sekarang bisa menentukan jenjang karir yang akan ibu pilih.
Ibu bisa mencoba berbagai macam pilihan yang tersedia di luar sana.
Seorang kawan baik, telah menunggu ibu untuk bergabung di perusahaan barunya..
Di umur ibu yang masih kurang dari seperempat abad ini, ibu ditawarkan sebuah posisi yang mungkin, mungkin sekali, harus ditempuh oleh orang banyak dengan puluhan tahun..
Namun, mereka mempercayai ibu untuk menjabat di posisi itu.
Mungkin, ini adalah jawabannya nak..
Jawaban dari mengapa hati ibu resah selama 6 bulan ini..
Mengapa ibu merasa ada yang salah dengan tahapan selama ini..
Kamu tahu nak, ketetapan hati adalah sumber kebahagiaanmu.
Cobalah kamu berbicara dengan dirimu sendiri, apa yang kamu mau..
Apa yang kamu inginkan dalam hidup..
Apakah keinginanmu seiring dengan kebutuhanmu?
Karna bahwasanya nak,
Kadang Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, melainkan apa yang kita butuhkan..

Ini adalah pelajaran pertama yang dapat ibu ceritakan padamu..
I can’t wait to share another precious moment in my life with you..


Love


Ibu.

Komentar

Postingan Populer