Create Ripple Effects


Hi Oktober..
Tak terasa sudah pertengahan bulan..
Sudah pertengahan jalan pula, saya sibuk mencari pekerjaan tetap. 9 to 5. Like I used too.
Saya tersentil dengan sebuah keluhan dari mantan teman sekamar, saat saya di asrama dulu. Ia bertanya-tanya pada dirinya, apakah pengorbanan yang dia lakukan demi pekerjaan yang didapatkannya sekarang sepadan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bisa lagi dilakukannya..
Saya tersenyum sedih dalam hati.. persis seperti saya dahulu. Kejadiannya serupa..
Namun kini, saya berada dalam posisi sebaliknya. Saya mampu melakukan kegiatan apa saja yang saya ingin lakukan dulu, tapi tidak dengan support material yang biasanya saya miliki.
Saya mengeluh. Ini kurang.. itu kurang.. gak bisa beli ini, ga bisa beli itu. Gak bisa beli buku ini, sepatu itu.. dan lainnya.
Padahal hal-hal mudah itu dapat dengan mudah saya lakukan dulu. Namun sayang, waktu untuk menikmatinya, menjadi sangat sempit, bahkan terkadang tidak ada.
Buku pun menumpuk, meminta perhatian. Saya bukannya enggan, namun tak sempat, bahkan untuk menengok cover depan sekalipun… sedih.. pilu..

Sekarang ini saya memiliki kemewahan waktu untuk melukis, menciptakan lagu, membaca ratusan jurnal, buku-buku yang belum sempat dibaca, dan mengajar. Muridnya cukup banyak, saya menikmatinya.. namun kadang, saya merasa saya butuh,, butuh materi. Saya masih mengeluh kurang kurang dan kurang.. padahal, ini yang saya minta dulu.. kebebasan dalam memilih kegiatan..
Terlebih lagi, ketika saya mengecek rekening di atm. Diam terpekur memandang nominal yang ada di layarnya.. nominal yang bahkan tak bisa saya ambil tarik tunai menariknapassebentar*

Pembicaraan ringan dengan teman saya Shindy yang baru saja wisuda, dan Lia yang berulangtahun hari ini, kembali membuka harapan dalam diri saya. Saya teringat seseorang yang saya kagumi sangat, rajin sekali membantu teman-temannya untuk mencarikan wadah bagi mereka yang haus untuk menolong sesama. Orang yang saya coba tiru perilaku “dahulukan orang lain baru diri sendiri” ini secara tidak langsung ikut mengubah cara pandang saya terhadap hidup.
Daripada saya mengeluh kurang, saya ingin membagikan “kelebihan” yang ada dalam hidup saya. Mungkin terdengar sepele bagi beberapa orang. Saat mengemukakan ini di kalangan pergaulan saya yang baru, saya tidak mendapat respon yang positif.. tapi saya putuskan untuk tidak menyerah, dan membaginya kepada dua orang teman ini.
Alhamdulillah, respon positif.. 2 orang pun lebih dari cukup. Saya akan mencari teman-teman yang memiliki visi dan misi yang sama dengan saya.. insha allah.. sebuah kegiatan positif akan berbuah baik pada waktunya..

Saya memutuskan untuk mencari sekolah-sekolah atau tempat dimana teman-teman dapat memberikan waktu dan tenaganya, untuk menghibur anak-anak yang haus akan ilmu pelajaran dan sebuah kegiatan yang menyenangkan. Saya akan mulai meluangkan waktu saya untuk terjun langsung kepada masyarakat sesungguhnya . tanpa imbalan apapun.
Saya kini menyadari bahwa yang saya keluhkan selama ini adalah kepuasan batin.
Saya miskin dalam hal ini. Semoga Allah memberikan jalannya untuk terus mendatangkan inspirasi positif dalam setiap kegiatan-kegiatan yang ingin saya lakukan.,Amin..


Komentar

Postingan Populer