2014 #another goal
2014
#another goal
hi..
apakabar? Bagaimana kehidupan kalian selama 9 bulan lebih 9 hari ini?
Sudahkah
kamu mencapai goal-goal yang kamu inginkan?
Atau,
masih adakah hal yang belum tercapai?
Semoga
semuanya terjawab seiring dengan usaha, kerja cerdas, dan doa yang kita lakukan
ya J
Saya
sendiri teringat beberapa impian yang saya tuliskan di awal tahun 2014 ini.
Saya menyebutnya “wall of dreams” (akan coba dijelaskan di post berikutnya).
Banyak hal yang ingin saya capai,semata-mata agar saya bisa memaknai tahun 2014
dengan lebih baik lagi. Saya mengalami ups and down. Saya seringkali terjatuh.
Beberapa kali dengan mudahnya saya bangkit. Namun, saya sadari beberapa hal
sulit sekali membuat saya “bangun”.
Saya
menyadari hidup yang ditawarkan oleh pencipta kita sungguh menarik. Seringkali,
saya berharap banyak untuk menemui kemudahan-kemudahan setiap kesulitan yang
saya hadapi. Bahkan, saya meminta agar jalan yang saya temui, lurus-lurus saja,
jangan ada kelokan yang berarti, jangan ada turunan maupun tanjakan yang harus
dihadapi. Saya terkadang juga iri dengan kehidupan beberapa teman yang
sepertinya lurus-lurus saja. Rasanya, “kok mudah ya? Kok saya harus sepertinya
ya? Kok dia nggak gini ya?” dan berbagai “nggak-nggak” lainnya.
Di
bulan-bulan pertama di awal tahun, yang juga bertepatan dengan bulan kelahiran
saya, saya mengalami mental breakdown
yang luar biasa. Pada akhirnya, hal ini mempengaruhi bukan hanya kesehatan hati
saya, tetapi juga kesehatan fisik saya. Saya harus dirawat inapkan dan
mendapatkan treatment kesehatan di
rumah yang cukup menyita waktu saya. Hal ini pula yang menjadi salah satu
penyebab saya resign dari kantor
saya. Meskipun alasan kesehatan ini bukan satu-satunya, tetapi hal ini cukup
menjadi “kambing hitam” dalam karir saya.
Saya
luar biasa sedihnya. Saya merasa Tuhan sama sekali tidak adil pada saya. Namun,
saya tidak bisa mengemukakan hal ini kepada keluarga besar saya. Bahkan pada
adik atau kakak saya sekalipun. Saya menjauhkan diri dari beberapa teman dekat.
Saya seringkali mengatakan “gakpapa” padahal justru saya berusaha “seeking
attention”. Saya butuh dilingkari dengan kegiatan-kegiatan positif agar saya
lupa. Agar saya pada akhirnya mampu move
on. Apapun, apapun kegiatan positif yang saya yakin mampu membangkitkan
kehidupan saya, saya coba untuk ikuti.
Dengan
kesibukan mencari kegiatan-kegiatan positif ini, sayangnya saya lupa satu
esensi terpenting. Saya melupakan kesehatan saya. Saya lupa bahwa hal ini yang
mampu menyokong segala kegiatan saya. Hal ini yang pada akhirnya, mampu
mengangkat keterpurukan saya. Saya dibutakan dengan kegiatan dan saya lupakan
kesehatan.
Beberapa
kali, saya drop. Saya tidak berani bilang pada orangtua saya. Saya diam.
Semakin bobrok kesehatan yang saya miliki, saya malah makin memperbanyak kegiatan
saya. Bahkan, saya makin intensif berolahraga. Saya lari dua kali sehari, jarak
tempuh yang saya lewati pun beragam. Saya sering mengalami sakit di kaki, kaki
saya sempat mengelupas beberapa kali. Namun saya diam. Saya meyakini hanya
olahraga dan kesibukanlah yang dapat membuat saya terlepas dari semua
permasalahan saya.
Anehnya,
semakin saya sering berolahraga, tubuh saya bukan makin mengurus, namun makin
membesar. Mungkin karena saya juga sering mengemil di malam hari, tidur larut,
minum dan makan makanan yang banyak mengandung gula, hingga bobot tubuh pun
tanpa terasa mengalami pembengkakan. Tidak banyak memang, namun cukup
mengganggu. Apalagi, jika sudah saatnya berlari. Badan terasa cukup berat, dan
saya semakin susah mengatur pernafasan.
Saya
berpikir keras, bagaimana caranya menyikapi hal ini. Beruntungnya, kebiasaan
saya membaca dan surfing di internet, membawa saya pada jurnal-jurnal kesehatan
yang bersifat positif. Saya memahami, bahwa beberapa orang juga mengalami hal
yang sama dan jauh lebih parah. Namun, mereka bisa survive dan bisa mengatur antara kesibukan dan kesehatannya. Pada akhirnya,
di pertengahan tahun ini saya memutuskan untuk hidup benar-benar sehat.
Saya
percaya, tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang positif. Saya
mulai mengurangi kebiasaan tidur malam saya (meski susah sekali dan terkadang
masih tetap tidak bisa tidur sama sekali) dan mengurangi waktu berolahraga yang
cukup ekstrem. Saya mulai mengonsumsi makanan-makanan sehat, perbanyak sayur,
dan air putih. Selain itu, saya juga mencoba untuk rajin mengonsumsi honey
lemon shot setiap hari, 30 menit sebelum sarapan. Saya dapatkan informasi ini
melalui seorang life style blogger, ALODITA
dan rajin mengikuti perkembangannya
melalui akun instagramnya. Alodita berhasil mengurangi bobot tubuhnya dengan
menjalani hidup sehat dan makin canti luar dalam karenanya, perlahan, saya
menyadari bahwa kesehatan itu sangat penting. Bagi perempuan, kesehatan sangat
mempengaruhi faktor kecantikan baik luar maupun dalam. Jika kita sudah merasa
sehat jasmaninya, insha allah rohani pun ikut menyeimbangkan.
Tidak
mudah memang menjalaninya. Sayur dan buah yang saya konsumsi, rata-rata import
dan harganya jauh lebih mahal dibandingkan produk lokal. Saya mengakali dengan
mencampurkan beberapa ingredients
dengan produk sayur dan buah lokal. Selain itu, Alhamdulillah, orangtua saya
juga penyuka hidup sehat. Mama seringkali mengajurkan untuk minum jamu dan papa
yang rajin menyuplai suplemen untuk tubuh. Sisanya, saya berkutat dengan jus,
infused water, honey lemon shot, berlari, dan berenang. Tidak instan, memang. Tapi saya yakin,
sedikit demi sedikit, niat positif ini akan terlihat titik terangnya. Semoga.
Komentar
Obat Herbal Ispa
tetap semngat. Obat Herbal Kanker Kandung Kemih
obat herbal varises