siapakah saya?
Saya selalu menyukai Jumat.
Atau
sabtu,
Atau
minggu.
Tapi
diantara ketiga hari itu, saya menunggu. Dalam diam, dalam penuh harap dan doa.
Ada
jumat yang penuh berkat.
Ada
jawaban di antara empat hari penuh penantian.
Ada
rangkaian kata yang menunggu untuk diucap, ada gesture hangat yang ingin
didekap erat.
Hari
jumat adalah milik saya.
Hari
yang diberikan olehnya, untuk menghubungi saya.
Pelampiasannya.
Hari
yang ia berikan selepas ia melepas sepatu kerja dan kemeja, lalu bercengkerama dengan
saya. Meski lewat social media.
Saya
tidak mengapa.
Ketika
ia menghubungi hanya sekedar membagi perasaan lelah.
Saya
tidak mengapa.
Ketika
ia menghubungi untuk melepaskan penatnya dan bercerita secara gamblang tentang
hari-harinya.
Saya
tidak mengapa.
Ketika
pada akhirnya, ia terlelap tanpa menunggu saya yang menanti kabarnya untuk
segera membalas pesan singkat.
Tidak
ada kata romantis disana
Saya
menghargainya
Saya
memberikan perhatian sepenuhnya.
Sama
saja seperti yang sudah-sudah.
Saya
tidak mengapa.
Ada
setumpuk rasa kesal yang berbentuk granat.
Ingin
meledak.
Ia
mengerti posisinya.
Ia
adalah orang yang tidak diinginkan.
Ia
adalah pelampiasan.
Baik
raga dan jiwa.
Ada
rasa sesak pula di dada
Yang
ingin dituntaskan, namun tidak bisa.
Siapalah
saya?
Siapalah
saya yang hanya dihubungi lewat social media?
Siapalah
saya?
Yang
dihubungi ketika senja mulai menyapa dan malam pun bertengger nyala.
Siapakah
saya?
Komentar