tentang 2013

Tentang 2013

Awalnya saya mengira kedatanganmu hanya akan menjadi sebuah angka yang baru saja. Pergantian angka 2 menjadi angka 3. Tidak lebih. Tidak kurang. Yang berbeda.  Dimanakah? Mungkin hanya keinginan untuk menjadi lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kita semua mengalami hal itu bukan?
Selalu ada keinginan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Tidak ada satu orang pun, saya rasa, yang mau mengalami kemunduran dalam hidupnya.

Kita semua ingin bergerak maju. Kita semua ingin mengalami satu fase perubahan hidup yang memaknai eksistensi kita sebagai manusia. Kita ada, kita hadir, untuk jadi bermakna. Bukan hanya menumpang hidup semata.

Lalu, mulailah kita berbondong-bondong memiliki mimpi. Kita berbondong-bondong berusaha membuat resolusi. Omong-omong, ternyata kata resolusi itu dalam KBBI artinya putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yg ditetapkan oleh rapat /musyawarah, sidang. Jadi selama ini, kita berbondong-bondong pula melakukan kesalahan dalam mengartikan? CMIIW :D
Menurut saya, apapun itu artinya, masing-masing dari kita mencoba untuk menuliskan apa saja harapan-harapan yang ingin kita capai di tahun yang baru. Semoga apa yang akan kita lewati di tahun yang akan datang, bisa menjadi sebuah pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya.

Saya sendiri, baru benar-benar bisa memahami dan merasakan sesungguhnya kata “hikmah” di tahun ini. Saya merasakan betapa peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekeliling saya, nyatanya memberikan hikmah pada diri saya. Baik hal yang positif maupun buruk sekalipun.

Di tahun ini, saya mengalami jungkir balik yang luar biasa. Saya pernah “kelayapan” tak tentu arah berbulan-bulan lamanya. Saya pernah menangis di sela-sela tawa saya. Saya pernah tertawa pula di tengah derai air mata. Semuanya saya alami. Tidak sendirian. Ada orang-orang di samping saya, mungkin mereka bisa menguatkan. Tapi nyatanya, sayalah yang harus berperang dengan diri saya sendiri.

Di tahun ini, saya telah berhasil menyelesaikan strata satu saya dengan prestasi yang mampu membangkitkan senyum di hati kedua orang tua saya. Bahkan, ayah saya menangis diam-diam saat nama saya dikumandangkan di depan podium saat saya menerima penghargaan tersebut. Di hari yang sama pula, saya kehilangan alat komunikasi yang baru beberapa minggu diberikan oleh ayah saya. See? Ada yang datang, ada yang pergi.

Di tahun ini pula, saya merasakan kehilangan yang luar biasa karena ditinggalkan orang-orang kesayangan. Saya meratap. Saya mengurung diri. Saya ingin semua orang tahu kesedihan saya. Saya tidak mau diganggu. Berat badan saya turun drastis. Saya sama sekali tidak tersenyum. Kantong hitam di mata saya menggelayut. Saya tidak mau bangun dari tempat tidur. Dunia seolah-olah tidak memiliki warna. Saya hancur. Saya tidak ingin dibangkitkan. Hingga akhirnya, sebuah tamparan kasih saying datang pada saya oleh 5 saudari cantik yang mengunjungiku dirumah. Mereka mengatakan aku harus bounce back.

2013, saya mulai merasakan ada perubahan berarti dalam hidup saya. 22 tahun sudah saya hidup. 22 tahun pula saya menumpang di bumi-Nya. Saya rasa saya belum memberikan apapun yang berarti, apapun yang membuktikan bahwa saya layak menjadi seorang hamba-Nya. Lalu, pelan-pelan saya mencoba bangkit.

Saya mencoba menggali kembali mimpi-mimpi saya. Saya coba kembali berpikir seperti anak kecil tanpa ada sekat-sekat di pikiran dan hati saya. Ajaibnya, saya merasa terbuka… tidak lebar memang, namun cukup bagi saya untuk masuk ke dalamnya, dan menjelajahi langkah-langkah yang dulunya menjadi tantangan besar bagi saya.
Saya pergi ke luar Indonesia dengan effort saya sendiri. Saya berkenalan dengan orang-orang hebat di sekeliling saya. Memang ada “agenda hati” lainnya yang sudah saya persiapkan untuk memantapkan diri. Saya pasti bisa. Saya pasti bisa membuktikannya. Dan saya menangis.. ada hikmah yang besar sekali yang bisa saya rasakan. Rasanya hingga masuk ke dada, masuk juga ke dalam pori-pori. Menenangkan.

Tahun ini, saya pertama kali bekerja di pemerintahan asing. Saya gunakan ilmu yang saya dapat di bangku kuliah untuk mengasah kemampuan saya. Saya tahu, saya masih jauh dari kata sempurna. Saya masih belajar. Tapi, saya sungguh berterimakasih nyatanya, di tempat kerja ini pula, saya melihat peluang lain. Saya melihat diri saya yang berbeda.

Saya punya kesempatan baru.
Saya ingin kamu juga ikut menyaksikan ini. Bersama denganku. Maukah?




Komentar

Postingan Populer