bayangan
Dia menghela napasnya lagi.
Sebuah notification
yang timbul dari gadget pintarnya.
Ada dia-dia-dan dia.
Wajar saja jika semua notification tentangnya selalu terpampang di layar itu.
Ia selalu memasukkan “nama”nya dalam “inner circle”. Jadi
apapun yang ia lakukan, di social media tentunya. Semua terekam jelas. Selalu ada
“report” kecil yang mampu mengubah harinya.
Di satu hari, tulisan-tulisan yang “ia” tulis di media
sosial, menyenangkan hatinya,membuatnya tersenyum bahkan tertawa geli. Ia merasa
ada sedikit keterkaitan dengan tulisan yang baru saja ia lihat.
Di hari lainnya, sebuah notification mampu mengubah harinya menjadi lebih “kelam”
Ada post-post foto yang tidak diinginkannya. Ada tulisan-tulisan
mesra yang begitu menyakitkan.
Semuanya itu ia telan. Ia tahu porsinya.
Ia mengenal siapa dirinya sekarang.
Ia,
bayangan..
Jika siang hari ia bisa selalu membayang, maka malam
hari adalah sebuah ketakutan yang selalu ingin dihindarinya.
Ia tidak pernah terlihat.
Ia dihiraukan.
Tidak dipedulikan.
Bahkan hal itu diutarakan langsung oleh”nya”.
Lalu, bagaimana ia bersikap?
Perlahan, ia menyunggingkan senyuman.
Mengatakan, “tidak apa-apa”..
Di lain kali, ia mengatakan, “aku baik-baik saja”
Namun,di dalam hatinya..
Ia tersiksa.
Komentar