Dua medali, aku pulang
Jangan tanyakan betapa bangganya aku dengan
tim paramadina choir sekarang.
Bukan bangga dengan hasilnya, tapi proses
yang mereka jalani, yang mereka tempuh hingga saat ini.
Di postinganku sebelumnya,
Aku bercerita bagaimana aku bertemu
keluarga ini
Bagaimana aku bisa masuk ke dalam dunia
tarik suara yang telah menjadi passionku,
selain menari.
Pertama kalinya aku masuk paramadina choir,
susah sekali rasanya mencari calon pengisi suara-suara merdu di seksi tenor dan
bass.
Mencari laki-laki, sama susahnya seperti
menyamakan populasi laki-laki saat ini yang akan kita sandingkan sebagai calon
mempelai wanita #eh
Intinya, sulit sekali.
Tapi paramadina choir sama sekali tidak
menyerah.
Aku masuk ke dalam lingkungan yang
benar-benar terasa seperti keluarga.
Kalian tahu khan bagaimana definisi
keluarga?
Sama seperti line yang diucapkan vin diesel dalam film fast and furious
terbarunya.
“you don't leave family behind, no matter
what”
Kamu tidak akan pernah ditinggalkan.
Dia akan mendukungmu dalam titik terlemah
dan menguatkanmu dalam kekuatanmu.
Seperti itulah paramadina choir.
Dulu, paduan suara ini bahkan hanya diliat
sebagai vocal group, karena hanya 7 orang yang mengisi, menyumbangkan
suara-suara merdu mereka. Hingga akhirnya, waktu pun menjawab. Semakin banyak
mahasiswa baru yang masuk ke dalam paramadina, banyak pula yang akhirnya
“mendaftar” menjadi bagian dari keluarga ini.
Dan, banyak pula yang gugur.
Hingga paramadina choir memberanikan diri
untuk ikut pertama kalinya dalam lomba paduan suara tingkat universitas, Dan
alhamdulillah, aku mengemban amanah menjadi salah satu penerus ketua paramadina
choir pada saat itu.
Kita tidak menang. Koreksi, BELUM menang.
Lalu kemudian, penerus selanjutnya pun
silih berganti. Kompetisi kedua yang diikuti, paramadina choir melesat naik,
maju ke peringkat kelima. Saat itu, aku tidak lagi mengikuti kegiatan secara
aktif di paramadina choir, tapi naf, teman dekatku di paramadina choir menelpon
untuk mengabarkan hal tersebut, dan air mata bahagia tanpa dibendung lagi mulai
jatuh dari pelupuk mata. Aku menangis dan tertawa sekaligus.
Bahagianya..
Dan mimpi yang selama ini diidam-idamkan
pun terwujud. Untuk mengikuti kompetisi internasional. Di vietnam.
Aku mungkin tidak berada di garis terdepan
untuk mengikuti setiap kegiatan mereka, hadir dalam latihan, ikut dalam
fundraising..
Tapi aku hadir dalam konser menuju
kompetisi.
Aku melihat satu persatu wajah yang mereka
ekspresikan ketika bernyanyi.
Aku bahkan berteriak kegirangan ketika ka
pitung mulai menjadi conductor dalam pertunjukan itu.
Mereka mungkin tidak melihatku, karena
lampu yang dihadapkan pada mereka begitu berkilau, dan aku hilang dalam gelap.
Di samping kiriku, duduk junior di
kampusku. Mereka sibuk mengomentari penampilan, sibuk memberikan tepuk tangan..
dan dipertengahan lagu, lagi-lagi aku menangis sambil berdoa.
“Ini impian keluarga saya..”
tinggal sejengkal lagi, hingga mereka
benar-benar meraihnya.
Aku mengamati mereka dari social media,
memantau aktivitas yang mereka lakukan.
Pernah suatu hari, saat sedang makan malam
di daerah taman menteng, aku termangu sendirian, dan tiba-tiba 3 orang
beralmamater menghampiriku, dan menanyakan apakah aku mau membeli salah satu
barang yang mereka bawa. Mereka ternyata sedang dalam misi untuk mengikuti
kompetisi paduan suara juga, tetapi di Austria. Seraya membeli salah satu
barangnya, aku juga meminta mereka untuk ikut mendoakan kelancaran dan
keberhasilan paramadina choir dalam kompetisi paduan suara internasional
pertama di Vietnam, yang diikutinya.
Malam itu berakhir dengan senyuman dan amin
dalam hati yang kuucapkan lirih.
Dan hingga akhirnya, sebuah bbm masuk dari
saras, junior dan salah satu keluargaku di paramadina choir, mengabarkan kalau
paramadina choir mendapatkan dua medali emas.. DUA.
Aku lemas..
Doaku terjawab..
Aku kabarkan ke orangtuaku, ke
teman-temanku, ke senior kampusku yang juga menjadi keluarga paramadina choir,
dan semuanya bergembira, meluapkan kebahagiaan mereka.
Well
done,
Do
the best in order to be the best..
Suk..
suk..suk..sukses..
Masih terngiang rasanya, kita berdiri
menunggu giliran di lorong universitas tarumanegara, mencoba untuk membuat
yel-yel yang bertujuan untuk menyemangati kita sendiri.
Dan inilah kalian.
Hari ini kalian pulang.
Kembali ke tanah air
Membawa kebahagiaan,
Membawa mimpi baru,
Dan aku yakin sekali, ka pitung menangis
bahagia..
Karena aku sempat melihat jurnal yang biasa
dibawanya ketika mengajar..
Dalam sebuah coretan singkat ia
menuliskan..
“saya
yakin, bukan saat ini mereka berhasil. Saya menunggu sudah cukup lama. Saya
yakin mereka akan berhasil, hanya butuh usaha sedikit lebih keras dari yang
biasanya. Saya yakin”
kalian membuktikan itu, sahabat.
Aku berada disini, mendoakan kalian hingga
titik penghabisan.
Dan usaha kalianlah yang membuka jalan.
Selamat tim J
Kalian hadirkan warna baru di keluarga
paramadina choir.
Jangan berhenti disini,
Karena banyak sekali yang belum diraih..
Komentar