CRIMINAL MINDS TURN INTO my DAILY LIFE ( I guess)


Reads, have you ever watching Criminal Minds that play on Fox?

Kalau belum, aku saranin bagi kalian yang penyuka film hukum, action atau film sains, yeah you should!
Beberapa waktu yang lalu, aku baru saja selesai menonton seri Criminal Minds seasons 5. Film seri ini sebenarnya membahas tentang satu tim FBI yang berada di unit analisa perilaku kriminal (Behaviour Analysis Unit). Satu tim ini merupakan sekumpulan FBI yang masing-masing expert di bidangnya. Ada yang memiliki kemampuan photographic jadi bisa mengingat hal sedetail apapun dalam waktu sekejap, ada yang ahli dalam menginterogasi (I mean, semuanya harus memiliki kemampuan seperti itu di FBI, tapi yang ini bener2 jago), ada yang super duper ciamik dalam hal IT (you named it deh, kemampuannya bikin melongo), ada yang memiliki kemampuan strategi, kemampuan taktik, dan lain-lain. Nah, yang menjadi kepala tim ini, namanya Agen Hotchner. Kali ini, aku akan membahas agak jauh khusus di Agen Hotchner.

Tim dan Hotchner sedang berkutat menganalisa perilaku salah satu Penjahat yang paling diburu seantero kepolisian Nasional Boston, termasuk FBI. Penjahat ini, menamakan dirinya The Reaper. Penjahat yang sekaligus psikopat ini, selalu membunuh sekumpulan keluarga dengan cara membunuh perempuan terlebih dahulu, anaknya, baru kemudian sang kepala keluarga yang akan dihabisi. Selalu berulang-ulang.

Yang menariknya, agar aksinya membingungkan tim investigasi, The Reaper yang belum ketauan jati dirinya ini, selalu menyakiti dirinya sendiri dengan cara yang ekstrem, seakan-akan dia  adalah si korban. Padahal, dalam setiap TKP, si korban ini a.k.a The Reaper selalu ada tetapi selalu mengubah-ubah identitasnya. Kamuflase, so no one recognized him as the criminal!

Klimaksnya, ketika The Reaper yang akhirnya berhasil ditemukan jati dirinya, memburu keluarga Agen Hotchner sebagai jalan balas dendam karena selama ini dia selalu dicari-cari. Si Hotchner, karena merasa keluarganya terancam, akhirnya mengundurkan diri sementara dari posisi kepala Tim dan kemudian menyerahkannya pada bawahannya. Intinya, keputusan ini ia ambil agar The Reaper merasa kalo dirinya sedang hancur, lemah dan gak bisa lagi memimpin (kemampuan menipu psikologis The Reaper, agar dia merasa Superior).

Segala aksi yang dilakuin oleh Tim, ternyata gak berhasil mencegah aksi The Reaper. Dia berhasil masuk ke dalam rumah Hotchner dan membunuh mantan istri Hotchner (mereka udah cerai). Dan ada bagian yang paling menyentuh ketika detik-detik si istri mau menemui ajalnya.

On the phone:
“You Should tell him that her mommy love him so much. You should also tell him that you never act so serious in daily life. And tell him that his mom and dad love him so much, because love is the most important things in life”

Setelah itu, bunyi tembakan.

Jadi sebelum si mantan istri dibunuh, Hotchner sempat berbicara di telpon dengan anak dan istrinya. Khusus berbicara pada anaknya, ia menyuruh anaknya untuk ikut menangani kasus bersamanya. Setelah memberi pelukan yang erat pada ibunya, sang anak keluar dari ruangan di mana ibunya dan The Reaper sedang berada pada situasi yang paling berbahaya.

Ternyata, sang anak memiliki kebiasaan bersama ayahnya yang menurutku really touching. Ayahnya, yang memiliki area kerja di rumah, memiliki sebuah kotak penyimpanan yang cukup besar, yang rupanya seperti peti berukuran sedang, di samping meja kerjanya. Suatu hari, ketika ayahnya sedang bekerja, ada suara ketukan yang berasal dari kotak penyimpanan. Ternyata, sang anak sedang berbaring di dalam kotak penyimpanan sambil berkata:
“I’m working on a case with you, dad”

Jadi, ketika sang ayah menyuruhnya untuk ikut menangani kasus, ia tau dimana ia harus berada dan terhindar dari sergapan The Reaper. Pada akhirnya, dengan keadaan emosi yang teramat sangat, Hotchner berhasil membunuh The Reaper di rumahnya sendiri.

Ada moment dimana pemutaran film pada seri ini, aku berkaca kembali pada keadaan diriku.
Hotchner adalah refleksi ketakutanku yang begitu jelas tergambarkan. Hotchner memang berhasil menguasai dirinya, ketika The Reaper berusaha mengambil kontrol dirinya, saat ia berhasil menyandera mantan istrinya dan anaknya. Tetapi, pada akhirnya ia tidak berhasil menguasai emosinya pada saat menangkap The Reaper di rumahnya dan berhasil membunuh the Reaper dengan tangannya sendiri.
Ada masa di mana aku takut.
Aku takut bahwa pekerjaanku nanti pada akhirnya membahayakan keluargaku, orang-orang kesayanganku.
Pada akhirnya, aku gak bisa lagi mengontrol diriku dan aku masuk ke dalam “kehidupan kerjaku” bukan kepada keluargaku.
Pada akhirnya, aku memilih menjauhkan diri dari keluargaku, daripada eksistensi diriku di sekeliling mereka yang ternyata membahayakan mereka. Melukai mereka..
Pada akhirnya, akan ada penyesalan mendalam dalam diriku, bahwa ternyata aku adalah sosok yang tidak cukup baik untuk mereka.
And it kills me..


Semoga, tidak..


eniwei, ayoo cari filmnya J recommended movie series!





Komentar

Postingan Populer