Twenty years One month


Hari ini, niat untuk menulis kembali lagi. Yeay! Dan bukanlah sebuah keharusan yang menyebabkan tercipta beberapa paragraf di jurnal onlineku ini J

Gak kerasa, 21 tahun lebih satu bulan aku berada di tempat di mana Rabb meniupkan rohku dan bergumul bersama milyaran juta manusia lainnya, untuk hidup, untuk berjuang, untuk menangis, untuk tertawa, kemudian kembali. PadaNya.
Bukan, bukan karna moment ini aja aku menulis, aku berpikir dan kemudian menuliskan pemikiran ini. Hanya saja, perasaan-perasaan yang ikut berbincang di otak kanan dan kiriku, mengikutsertakan jari ini untuk mengetik di atas tuts keyboardku yang unik (ada huruf-huruf tagalog di dalamnya). Aku butuh saluran. Aku butuh media. Aku butuh tempat pengakuan. Aku butuh.. aku hanya butuh saluran ini.
Seringkali, aku bertanya: “Kenapa harus gini? Kenapa gak gitu? Siapa yang salah sih? Ini karma bukan? Kenapa sekarang?” dan puluhan pertanyaan galau lainnya. Capek?  JELAS! Menyerah? Sepertinya sih belum atau gak akan. Aku hanya haus akan jawaban.

“Sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesah dan kikir. Apabila dia ditimpa kesulitan, dia berkeluh kesah. Dan apabila dia mendapat kebaikan, dia amat kikir” ( QS. Al Ma’aarij: 19-21)

Jauh-jauuuuh dari tipe manusia di atas ya teman2! Beneran deh. Namun jujur, mungkin ada benarnya kali ya dengan situasi aku sekarang ini ? Biasanya nih, segala kebaikan yang didapat kurang disyukuri, sedangkan ketika mendapat kesusahan, bawaannya ngerutukin diri sendiri, merasa gak layak untuk hidup, kenapa harus sekarang, kenapa ga nanti-nanti aja, dan bla-bla-bla. *dasar manusia! >> kaya bukan manusia aja. Haahaha*

dan ya, aku berada dalam fase itu kok. Aku mengakui bahwa aku bukan 100% okay, ada missing link dalam pribadi aku yang harus diperbaiki. Ada sesuatu yang salah, ada yang harus dibenerin. Kadang, aku menyadari di mana titik itu, berusaha kembali ke sana, kemudian membawanya pergi ke bengkel hidup, dan kemudian kembali ke jalan setelah “mesin-mesin”nya diperbaiki. Merasa plong, merasa bugar, sehat walafiat.

Lalu kemudian, aku bertemu dengan lobang-lobang di jalan, seperti kondisi jalanan di Jakarta, menemui beberapa kubangan yang berisi lumpur akibat pembangunan bangunan jalan yang gak selesai, berbecek-becek ria di kala guyuran hujan, lalu terpanggang terik matahari dan debu jalanan. Kembali lagi, sepertinya aku harus mengulangi ritme yang sama berkali-kali.
Jelas sudah, kenapa selalu terputar kembali puluhan pertanyaan galau di sepanjang perjalanan itu. Karena ritmenya sama, jalanannya juga sama, hanya saja terkadang pengendara-pengendaranya berbeda. Mereka yang ikut mempengaruhi perjalananku. Kadang aku harus buru-buru untuk pergi ke bengkel hidup, dan seringkali aku malah betah berlama-lama berkubang di jalan yang itu-itu aja. Bored to death, end up nowhere -_-‘

Hari ini, aku merasa sedikit berguna, at least dalam lingkaran terdekatku. Membahagiakan orang-orang di sekitarmu, tentu adalah pengalaman yang menakjubkan bukan? Bahkan ketika kamu hanya sanggup membuat orang itu senyum dan tertawa sebentar, tetapi ternyata hal tersebut menjadi keajaiban bagimu karena kamu telah berhasil mengurangi sedikit kesedihannya. Kali ini, aku meminta padaNya untuk mengirimkan semua kesedihan orang terdekatku, kepadaku saja. Aku berjanji aku akan menjadi pribadi yang lebih baik. Berjanji gak akan neko-neko. Semuanya akan kulakukan, agar kembali menemukan kedamaian. Di rumahku.
Bolehkah, Ya Allah?

Komentar

Postingan Populer