Untuk adikku tersayang

Untuk adikku tersayang ,
Surat ini aku buat dalam tangisku yang diam, dibalik selimut atas udara dingin yang semakin membuat pilu.

Dari mana surat ini aku mulai, adikku?
Ah, mungkin dari masa keciL kita dahulu ?
Masih ingatkah kamu, dengan fisikmu yang begitu kecil dahulu? kau suka tersenyum dengan gigi yang bolong di depannya.. kenapa? Karna kamu begitu menyukai permen dan masih suka minum dalam botol susu.


Dulu, aku tidak begitu mengenalmu. Kurasa, dulu kita berjalan sendiri-sendiri,
Kamu dengan dunia menggambarmu, aku dengan dunia bukuku.
Taukah kamu, bahwa potret dirimu ketika sedang menggambar sangatlah lucu! Mungkin kamu lupa, yaaaa  mungkin kamu lupa. Tapi , aku tau sekali ekspresimu ketika menggambar pesanan-pesanan komik yang begitu membludak. Taukah kamu adikku? Aku suka sekali dengan gambar lucumu. Gambarmu itu menceritakan realitas kehidupan masamu. Tentang cinta monyet di kelas, pr yang belum selesai, guru yang begitu menyebalkan karena memberikan tugas yang begitu banyak, serta berbagai hal lainnya.


Saat itu terkadang aku berpikir, kamu kreatif sekali. Ketika itu aku bahkan belum menemukan ide, untuk menyalurkan  berbagai perasaan yang berkecamuk yang ada di dalam pikiranmu, tetapi kamu, kamu adikku, kamu berhasil melakukannya . Meski bukan dengan gambar yang luar biasa bagusnya, namun gambarmu menarik. Mereka suka. Itulah hebatnya kamu . Kamu selalu menjadi pusat perhatian di manapun kamu berada.

Dan mulailah ketika kamu beranjak kelas 6 SD.. kamu mulai menemukan lagi kesukaanmu. Change ur hair ,once in every 2 months, when another new hair trend come. Kamu berganti gaya rambut sesukamu, teman-teman di sekitarmu, suka akan dirimu yang begitu “trend”. Mama dan papa menggelengkan kepalanya ,sedang kamu dan aku tertawa lebar. Nakalnya kita ya dek ?

Terus saja kita mulai beranjak sedikit lebih besar. Kamu mendapatkan menstruasi pertamamu dan saat itulah pertumbuhan tubuh kita mulai bersaing . Hingga akhirnya, saat ini, tubuhmu lebih besar dibandingkanku. Ketika kita berjalan berdua, orangorang akan mulai berpikir, kamulah sang kakak.. dan akulah si adik.. aku cemberut, dan kamu pun juga . hahaha ..

Tapi tak dapat kupungkiri,
Selalu saja perjalanan kita untuk tumbuh dewasa, tak selancar yang kita kira.
Kita pernah bertengkar hebat, hanya karena barang-barang pribadi  kita yang lupa dimintai izin untuk dipinjam.. atau bodohnya aku, yang marah karena kamu  selalu mengikuti gerak-gerikku. Cara berpakaian,  kesukaan terhadap sesuatu, dan lainnya. Bodoh sekali bukan?  Aku harap kamu maklum, karena saat itu tidak ada yang benar-benar menjadi panutanku untuk menjadi seorang kakak yang baik.

Adikku yang cantik,

Saat yang paling menyedihkan bagiku adalah .. ketika aku harus berada di hadapan papa mama, dan kamu berada di hadapanku pula, untuk mulai dinasihati, saat kita menerima raport masing-masing. Aku tahu maksud mereka, bukanlah membandingkan diriku dengan dirimu. Bukan, bukanlah itu . kamu dan aku ,.. masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Aku yang mungkin lebih sering membaca buku, menonton berita, mengikuti perkembangan terkini di internet, sehingga sedikit lebih tau darimu. Sehinga aku mungkin sedikit lebih unggul dalam pengetahuan . tidak, aku tidak membanggakan diriku sendiri. Justru aku sangat bangga kepadamu, kamu membuktikan pada mama dan papa, bahwa kamu memang hebat. Kamu berhasil mendapatkan ranking pertama, kamu ketua kelas,aktif di olahraga dan kamu juga menari. Kamu hebat sekali.

Tambahan, dengan anugrah yang Allah berikan kepadamu (kamu tumbuh dengan badan yang proporsional dan wajah yang cantik), kamu benar-benar mendapatkan spotlight mu.
Kamu bercita-cita menjadi pramugari bukan ? aku tau, papa menolak keinginanmu ini, karena takut sesuatu akan terjadi kepadamu. Dengan historis penerbangan Indonesia, yang dinilai mengkhwatirkan, papa ingin kamu menjadi “putri” yang lain. Sedangkan mama, mama tidak menolak keinginanmu, maam hanya menyarankan kamu mengambil cita-cita yang lain.

Bagaimanakah mungkin jika cita-citaku itu, ditolak seperti itu, dan aku masih berdiri tegar menantang hari-hari berikutnya?
Tapi kamu bisa adikku, dan aku bangga akan hal itu..
Suatu ketika, aku pernah menemukan suatu surat yang kertasnya sudah lecek dan lusuh,
Sesaat aku ketahui, itu adalah tulisanmu.


my beautiful sister
Mama, papa..
Maafin uti ya .. uti belom bisa banggain mama papa, belom bisa kayak ka tia. Belom bisa jadi yang selalu dibangga-banggain. Uti selalu bikin mama papa sedih, uti selalu bikin masalah. Uti pengen kayak ka tia..maafin uti ya mama papa. Uti sayaaaaaaang banget sama mama papa.
Love uti”

Taukah kamu bagaimana responku saat itu, adikku ?
Aku menangis sejadi-jadinya.
Apalah aku ini? siapakah aku ini, hingga aku menjadi panutanmu ?
Aku akan berbicara padamu langsung ,, ya .. langsung dihadapanmu ..
Aku sayaaang sekali padamu .


Salam. Kakak.


Komentar

Postingan Populer