Papa
Saat aku menulis ini, papa sedang berada di suatu tempat di luar sana, menjalankan kewajibannya.
Sementara hatiku luar biasa kebat-kebit, sedih, gelisah, bercampur jadi satu.
tidak, tidak! kali ini aku bukan galau, bukan ababil, bukan hal-hal remeh yang biasanya aku cemaskan.
Ini tentang kehidupan, ini tentang kematian.
Mungkin kepergian om didi kemarin, sontak mengagetkanku, menyadarkanku, atau lebih tepatnya menampar.
Adalah om didi, kakak dari mamaku yang berwajah oriental. Lucu, di dalam silsilah saudara kandung mamaku, tiap anak akan berbeda wajahnya. Contoh: anak pertama dalam silsilah mama, adalah mama mumung, berwajah oriental, persis sekali dengan kakekku. Sedangkan anak kedua, berwajah indonesia sekali. dan terus berlanjut seperti itu, sampai anak yang terakhir, om yudi. mamaku adalah anak kedua terakhir, berwajah sedikit oriental,
Kalau melihat wajahku, katanya aku typical "mama banget" tapi aku gak putih kaya mama.. kalo melihat tinggi badan, aku katanya emang typical mama, ini baru benar! Papa merupakan sosok orangnya yang bertinggi besar, selalu tersenyum.. dan aku, ya ya ya.. kalo pakai baju biasa sering banget dibilang anak smp. jadi, BUKAN papa banget!! :'(
Well, back to the main story..
kepergian om didi benar-benar memukul. Hari itu, tanggal 28 April 2011, tepat pukul 09.00 arif menghampiriku dan bilang :
"Mama nelpon kamu dan nggak diangkat-angkat, mama bilang om didi udah nggak ada"
Antara shock, marah pada sedih, aku tertunduk tak tau seperti apa lagi, aku refleks memeluknya dan air mataku tiada henti. aku tidak peduli beberapa pasang mata menoleh ke arahku dan melihat make up ku yang luntur (harus, karna di Europe Day aku merupakan divisi general lecturer). Pikiranku kosong, terbesit keinginan untuk segera pulang, tapi aku memiliki tanggung jawab yang masih harus aku kerjakan di sini.. akhirnya, aku memutuskan untuk menghapus airmataku dan kembali melanjutkan pekerjaanku. Acara Europe Day Paramadina 2011, bahkan belum secara resmi dibuka.
Cultural performance dari Paramadina Choir dan T-ta sedikit membuatku bahagia, penampilan mereka luar biasa.. dengan lagu mars paramadina, sepasasang mata bola dan sik sik sibatumanikam, Paramadina Choir memukau.. di satu sisi, T-ta paramadina dengan 3 penari, Chacha, anin dan Nindy, begitu memukau..
selain itu, aku sangat berterimakasih pada Rico dan ka Dika yang membantu membuat video Europe Day 2011 sehingga menjadi ciamik dan truly okay ..
setelah itu, aku kembali meratapi handphoneku.
mama berulangkali menelponku, meminta untuk segera datang. aku mengalami dilematis. apakah aku harus pergi? tapi aku harus meninggalkan Europe Day.. :( entahlah, aku meminta beberapa nasihat dari temanku dan mereka mengizinkanku pulang.
5 menit, 10 mnit, dan 30 menit kemudian aku memutuskan untuk segera pulang, hatiku rasanya perih entah kenapa :(
saat dalam perjalanan, aku ditelpon papa untuk segera langsung ke tempat pemakaman. Sedihnya, begitu sampai disana, ternyata almarhum sudah dikuburkan ke liang lahat. awalnya aku hanya diam. melihat sekeliling. Mata para wanita di sana sudah tak ejals lagi bentuknya, membengkak .. buliran air mata terus jatuh ke pipi.. sedangkan sepupuku, terus menangis sambil mengusap nisan ayahnya ,,
aku tidak kuat lagi, aku menunduk, dan lelehan air mata terus membanjiri. di samping kananku, papa mengelus-ngelus pundakku, dan aku membalas pelukannya erat sekali.
aku kembali menghayal. menghayal. mengimajinasikan hal-hal terburuk, bagaimana kalo aku tidak ada saat papa membutuhkanku?
bagaimana kalo kejadiannya seperti ini juga?
dan terus saja dengan kata "bagaimanaaaa... ?" hingga kepalaku pusing , penat, hidungku susah untuk bernapas. aku berharap tidak pingsan ..
innalilahiwainailaihirojiun,
May u rest in peace,uncle ..
dad, i don't wanna lose u even in one single day,
but the truth is, i always leave you with all my activities that really need time to focus on..
i hate the truth ,,
but i promise, i will always be there for u , always..
:')
Sementara hatiku luar biasa kebat-kebit, sedih, gelisah, bercampur jadi satu.
tidak, tidak! kali ini aku bukan galau, bukan ababil, bukan hal-hal remeh yang biasanya aku cemaskan.
Ini tentang kehidupan, ini tentang kematian.
Mungkin kepergian om didi kemarin, sontak mengagetkanku, menyadarkanku, atau lebih tepatnya menampar.
Adalah om didi, kakak dari mamaku yang berwajah oriental. Lucu, di dalam silsilah saudara kandung mamaku, tiap anak akan berbeda wajahnya. Contoh: anak pertama dalam silsilah mama, adalah mama mumung, berwajah oriental, persis sekali dengan kakekku. Sedangkan anak kedua, berwajah indonesia sekali. dan terus berlanjut seperti itu, sampai anak yang terakhir, om yudi. mamaku adalah anak kedua terakhir, berwajah sedikit oriental,
Kalau melihat wajahku, katanya aku typical "mama banget" tapi aku gak putih kaya mama.. kalo melihat tinggi badan, aku katanya emang typical mama, ini baru benar! Papa merupakan sosok orangnya yang bertinggi besar, selalu tersenyum.. dan aku, ya ya ya.. kalo pakai baju biasa sering banget dibilang anak smp. jadi, BUKAN papa banget!! :'(
Well, back to the main story..
kepergian om didi benar-benar memukul. Hari itu, tanggal 28 April 2011, tepat pukul 09.00 arif menghampiriku dan bilang :
"Mama nelpon kamu dan nggak diangkat-angkat, mama bilang om didi udah nggak ada"
Antara shock, marah pada sedih, aku tertunduk tak tau seperti apa lagi, aku refleks memeluknya dan air mataku tiada henti. aku tidak peduli beberapa pasang mata menoleh ke arahku dan melihat make up ku yang luntur (harus, karna di Europe Day aku merupakan divisi general lecturer). Pikiranku kosong, terbesit keinginan untuk segera pulang, tapi aku memiliki tanggung jawab yang masih harus aku kerjakan di sini.. akhirnya, aku memutuskan untuk menghapus airmataku dan kembali melanjutkan pekerjaanku. Acara Europe Day Paramadina 2011, bahkan belum secara resmi dibuka.
Cultural performance dari Paramadina Choir dan T-ta sedikit membuatku bahagia, penampilan mereka luar biasa.. dengan lagu mars paramadina, sepasasang mata bola dan sik sik sibatumanikam, Paramadina Choir memukau.. di satu sisi, T-ta paramadina dengan 3 penari, Chacha, anin dan Nindy, begitu memukau..
selain itu, aku sangat berterimakasih pada Rico dan ka Dika yang membantu membuat video Europe Day 2011 sehingga menjadi ciamik dan truly okay ..
setelah itu, aku kembali meratapi handphoneku.
mama berulangkali menelponku, meminta untuk segera datang. aku mengalami dilematis. apakah aku harus pergi? tapi aku harus meninggalkan Europe Day.. :( entahlah, aku meminta beberapa nasihat dari temanku dan mereka mengizinkanku pulang.
5 menit, 10 mnit, dan 30 menit kemudian aku memutuskan untuk segera pulang, hatiku rasanya perih entah kenapa :(
saat dalam perjalanan, aku ditelpon papa untuk segera langsung ke tempat pemakaman. Sedihnya, begitu sampai disana, ternyata almarhum sudah dikuburkan ke liang lahat. awalnya aku hanya diam. melihat sekeliling. Mata para wanita di sana sudah tak ejals lagi bentuknya, membengkak .. buliran air mata terus jatuh ke pipi.. sedangkan sepupuku, terus menangis sambil mengusap nisan ayahnya ,,
aku tidak kuat lagi, aku menunduk, dan lelehan air mata terus membanjiri. di samping kananku, papa mengelus-ngelus pundakku, dan aku membalas pelukannya erat sekali.
aku kembali menghayal. menghayal. mengimajinasikan hal-hal terburuk, bagaimana kalo aku tidak ada saat papa membutuhkanku?
bagaimana kalo kejadiannya seperti ini juga?
dan terus saja dengan kata "bagaimanaaaa... ?" hingga kepalaku pusing , penat, hidungku susah untuk bernapas. aku berharap tidak pingsan ..
innalilahiwainailaihirojiun,
May u rest in peace,uncle ..
dad, i don't wanna lose u even in one single day,
but the truth is, i always leave you with all my activities that really need time to focus on..
i hate the truth ,,
but i promise, i will always be there for u , always..
:')

Komentar