28 april 2011

28 April

Aku telah melangkahkan kakiku dari tanah merah lembab itu.

Kepalaku berputar

Belasan payung besar dan suara tangis masih terdengar

Aku menarik nafas, aku ingin tetap disini.

Aku takut setelah langkah ketujuhku ini, ada sesuatu yang akan akan terjadi.

Perlahan aku menarik lengan papa, erat. Seakan tak ingin lepas.

Kemudian iringan ini pun berlalu, yang kemudian akan dilanjutkan dengan “iringan” berikutnya untuk menengok tanah merah lembab itu.

Papa kemudian berjalan mendahuluiku, untuk memayungi mama.
Aku berjalan sendiri, refleks menahan perih di dada dan mata, berusaha sekuat tenaga 
jangan sampai bendungan ini mengalir

Tangan halus merangkulku dari samping, kakakku rupanya

Biasanya, dalam kondisi apapun, ia akan mengajakku bercanda.

Namun, kali ini kami seakan berbicara dalam hati.

Ia tau, sebentar lagi tangisan ini akan pecah, maka secara perlahan ia melepas rangkulannya dan berjalan pergi

Sama seperti papa.

Aku kembali sendiri, sakit sekali rupanya ..

Ya Allah, om didi telah tiada rupanya ..

Lapangkan jalannya, maafkan segala kesalahannya, beri ia tempat yang layak untuk bersanding denganMu ..amin


Komentar

Postingan Populer