Up and Down, a way better

Up and down like a roller coaster
Have u ever feel like, u just DAMN, I really wanted to cry ?
Tired, exhausted, week, angry, afraid, … even lost ?
Kalau begitu, kamu gak sendirian. KITA gak sendirian.
Mungkin ada puluhan, ratusan, ribuan, orang di luar sana yang sama seperti kita.
Merasakan hal yang seperti ini, merasa sangat ingin menangis.
Penyebabnya ?
Entahlah .

Atau mungkin hal ini hanya dialami para remaja perempuan yang sedang berada di titik labil dalam hidupnya?
Hey, ini bukan karena kita biasa dipanggil ababil : abg labil.
Dalam kehidupan remaja seperti kita saat ini, kehidupan sehari2 yang selalu merasakan up and down secara dramatis, ternyata dipengaruhi oleh hormon yang ada dalam diri kita. Percaya atau gak, bagi remaja perempuan khususnya, mood dalam kehidupan sehari2, bisa aja tiba2 berubah hanya dalam hitungan detik! Kalo misalnya detik yang lalu, kita merasa senang luar biasa, bisa saja detik berikutnya kita merasa terpuruk sampai titik terendah.
But hey, ini natural ko. Jutaan remaja di luar sana juga merasakan hal yang sama. Kayak kita.
Tapi permasalahannya, ketika perasaanmu itu gak dapat berubah, hanya stagnan di satu titik ?
Sedih luar biasa misalnya?
Merasa selalu sendiri di manapun , bahkan ketika keadaan ramai sekalipun.
I do, I do .But fortunately, it is way better now.
Ada suatu masa, ketika aku mengalami tahun2 terburuk dalam hidupku,
At least,aku merasa kejadian itu  memang yang paling terburuk dalam hidupku . sampai saat ini.
Kamu pernah tidur dan merasa gak ingin terbangun?
Masalahmu begitu berat, Gak ingin tidur, namun berharap dapat tidur untuk selamanya?
How stupid I am.
Aku pernah merasakan seperti itu.
Neraka dalam hidupku berjalan selama 2 tahun lamanya,
Namun, aku seolah terbiasa memakai kedok dalam menghadapinya.
gak ada satu orangpun di sekolah, di lingkungan luar pergaulanku, yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padaku.

Aku bahagia.. namun aku terpuruk.
Aku seperti orang bertopeng.
Aku tertawa, namun menangis
Aku menangis dalam tawa. 

Rasanya begitu “ fake, unreal”
Sampai di satu titik, akhirnya semuanya pecah! Yang menampakkan terlebih dahulu, betapa hancurnya kondisi hatiku, ternyata kondisi tubuhku.
Aku masuk rumah sakit ( tempat yang paling kubenci seumur hidupku, sekaligus tempat aku meletakkan cita-citaku pertama kalinya- being a doctor. hiks), merepotkan semuanya, kehilangan bobot tubuh drastis dan sama sekali gak bahagia.
Inikah yang aku inginkan ?

Tentu aja gak! Siapa juga yang mau masuk rumah sakit meskipun garansinya mendapat perhatian yang luar biasa?
Perlahan, aku bangkit. Sendirian. Aku banyak membaca buku, nanya sana- sini tentang perkembangan remaja pada umumnya, dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan.
Reaksi yang aku alami, itu memang alamiah. Semua orang pernah merasakannya. Yang membedakan ialah sejauh mana kita merespon apa yang sedang kita hadapi.
 I have no idea at all, kenapa aku pernah melakukan hal2 bodoh waktu dulu. Kenapa aku membuat hal2 yang luar biasa, kalo diinget sekarang ini, rasanya cuma mau menyesali diri, bahkan mungkin menertawakan diri sendiri.
 Sekarang, aku sedang diuji seperti ini pula.
Dan rasanya, gak terlalu berat seperti dulu.
Aku memang masih menyembunyikan sebagian diriku, bukan negative. Hanya beberapa perasaan yang menurutku gak penting.
Tapi, sekarang aku tau.
Aku jauh lebih baik.
Yaaa, jauh lebih baik


Komentar

Postingan Populer